Tantangan ketiga, saya mencoba untuk berdamai dengan keadaan. Mencoba untuk memahami dan mengerti, bahwa saya dan suami adalah pribadi yang berbeda. Kita memiliki Frame of Reference (FoR) dan Frame of Experience (FoE) yang berbeda juga.
FoR adalah cara pandang, konsep, keyakinan dan juga tata nilai yang dianut seseorang. Hai ini bisa berasal dari pola pendidikan orang tua, buku bacaan, pergaulan dan indoktrinasi.
FoE adalah serangkaian kejadian yang dialami seseorang, yang dapat membangun emosi dan sikap mental seseorang.
Dan dari sinilah muncul berbagai permasalahan, karena perbedaan pendapat dan keinginan. Keseharian aktifitas rumah dan sekolah, membuat saya ingin segera menumpahkan dan berbagi cerita seketika melihat suami datang. Sedang bagi suami, kelelahan aktifitas sehariannya, membuat ia hanya ingin istirahat saja.
Dan tantangan ini, setidaknya membuat saya lebih baik. Why??? Karena keinginan bercerita saya tersalurkan dengan tulisan. Saya bebas berbagi cerita dengan pembaca blog ini. Dengan begitu, keinginan untuk segera bercerita dan menumpahkan isi hati saat suami pulang, bisa diselesaikan.
****
Apa saja yang terjadi hari ini??
Kaidah pertama yang saya lakukan untuk tantangan ini adalah 73855.
Albert Mehrabian menyampaikan bahwa pada komunikasi yang terkait dengan perasaan dan sikap, yang termasuk aspek verbal hanyalah 7%.
Komponen yang lebih mempengaruhi adalah intonasi suara (38%) dan bahasa tubuh (55%).
Sehingga seharian ini saya lebih banyak mendengar dari pada berbicara.
“Aku ogah ngomong sama orang yang kalo dibilang satu, jawabnya banyak banget. Kebanyakan teori.” Begitu yang saya dapat dari cerita suami pagi ini, sebelum berangkat kerja.
Dan ternyata, hari ini suami kirim pesan. “Aku ke Sambi dulu, baru setelah itu ke rumah.” Pesan kayak gini mah jarang-jarang. Biasanya saya mesti nanya, pulang jam berapa? Posisi dimana? Kayak emak rempong yang bawel banget. Padahal kan wajar ya, istri nunggu harap-harap cemas, jam pulang kok suami tercinta belom nongol batang idungnya. Tapi ternyata bisa ditangkap beda dengan suami. “Aku lo gak main ke mana-mana.” Nah, kan????!!! Saya hanya bertanya, suami nangkapnya saya curiga. Padahal saya mah, gak pernah curiga serius sama suami. Yang ada mah bercanda doang.
Ok, next…
Sebelum suami pulang, saya udah buang pampers dan rapikan tempat tidur. Biar saat pulang bisa istirahat dan gak ada tugas rumah yang harus dikerjakan suami. Saya juga nggak memberondong dengan cerita heboh seharian, atau juga dengan curhatan ala emak.
So, apa yang terjadi????
“Um, sisirin rambut donk…” ujarnya sambil rebahan di pangkuan saya.
Tahan suara, pasang senyum. Lakukan, dan coba saja lakukan.
Daaaaaaaaan….
Taraaaaaa….!!!!
.
.
.
.
.
“Um, besok pagi abi yang nyuci baju ya. Mumpung besok hari minggu.”
Kyaaaaaayyyy……!
Subhanallah…
Love you bebeb…
****
Tentang jagoanku, seharian ini happy banget. Asyik main sama mainannya. Hari ini gak terdengar kata kenapa umi marah lagi. Tapi masih sering nangis coz digodain sama tentenya.
Yang lebih seneng lagi adik sama abi semangat banget sholat tarawihnya malam ini. Bawa koin lima ratus rupiah buat infak dan sebagian uang ditabung buat beli lego. Si adik emang ngebet banget punya lego. Tapi kita sepakat, harus nabung dulu. Dan selama puasa ini gak jajan, jadi bisa ditabung.
Oh ya, lupa. Siang ini adik masih ngompol pas bubuk siang. Dan udah pasti bikin Uti teriak gegara gak mau segera diganti baju. Saya sendiri jadi kelewat over akhirnya. Keep spirit, semoga besok lebih sabar lagi menemani anak belajar dan bermain.
#level1
#day3
#tantangan10hari
#komunikasipriduktif
#kuliahbunsayiip
Tidak ada komentar:
Posting Komentar