"Um, aku mau beli jajan."
"Boleh, ambil satu saja ya."
Pinta Adik selagi kita pergi ke toko. Akhirnya pilihan jatuh ke chaca coklat.
Sambil muter nunggu belanja selesai, coklat hampir ludes. Giliran lewat di kasir, fokus mata tertuju ke kotak ice cream. Sambil tarik tangan, dan gak mau beranjak dari depannya.
"Sayang, tadi kan kita belanja temani Ayi. Adik boleh ambil jajan satu saja."
"Hmmm... Mau itu." Sambil nunjuk ice cream.
"Tadi umi bilang jajannya satu, nah... Ini udah satu. Lain waktu ya nak."
Berharap nego sukses.
"Kita tunggu Ayi diluar saja ya." Sambil gendong Adin ke luar.
****
Sore harinya, ternyata Ayi minta di antar lagi. Dan lagi² Adik minta jajan juga.
"Kita beli jajan setalah Ayi dapat ember ya."
Mampir toko satu, gak ada. Toko kedua gak ada juga. Adin mulai sewot. Kita masuk di toko ke tiga.
"Umi, katanya beli jajan."
"Iya, masuk dulu yuk. Itu ada embernya."
Masuk, sambil mulai rewel. Pake minta mainan juga.
"Dek, kita kan baru beli lego. Kalau mau belo mainan lagi ya nabung dulu."
Ok terkendali, alhamdulillah. Ember selesai, kita keluar. Asli saya lupa buat menawarkan jajan. Eh, tiba²ditempat parkir
"Umi, katanya mau beli jajan."
"Oh, iya. Maaf Umi lupa. Adik mau jajan apa?"
"Hmmm... Yang baunya uuuueeennaaaaakkkk ini apa ya?"
Heheh modus. Begitu batin saya bilang.
"Apa ya?" Pura² gak tau.
"Bau itu lo, Um." Sambil nunjuk kentucky.
"Mau?"
Ngangguk kepala. Yo wes lah.
Alhamdulillah, anakku mulai belajar sabar menunggu.
Memang perlu banyak latihan buat kontrol emosi dan intonasi suara. Apalagi kalau di tempat umum, dan kita merasa malu dengan ulah anak. Bisa jadi cubitan adalah solusi cepat untuk menundukkan anak.
#level1
#Day 8
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
Tidak ada komentar:
Posting Komentar