Semalam saya menginap di rumah mertua. Fadhil saya titip di rumah uti. Dan ketika pagi saya pulang....
"Mbak, ini sandalnya gak cukup. Tukaren sama yang lebih besar, gak usah bilang tapi. Kemarin mau tak tukar gak boleh. Nangis anaknya." Begitu pesan Uti pagi ini.
Sandal baru yang aku belikan kemarin ternyata agak kekecilan. Cuman pas tok. Kusimpan dalam plastik dan siap ditukar nanti. Tiba-tiba....
"Umi, sandalku baru mana?"
"Sandal baru yang mana, Dek?"
"Sadal baru yang tadi dibelikan Umi itu lo..." Ucapnya sambil nangis nyari-nyari.
Duh, kok kasian banget ya liatnya. Akhirnya tak kasih juga plastikya sandal. Sambil praktik komprod 73855.
"Dek, dengarin Umi ya." Sambil tarik nafas, atur intonasi, pasang mimik serius, plus peluk dan tarik anak duduk di pangkuan.
"Umi, minta maaf ya. Kemarin Umi antar Ayi beli sandal. Terus Umi belikan juga buat adik. (Sambil lap air mata adik yang menetes) Kemarin menurut Umi sudah pas. Tapi ternyata Umi salah, sandalnya kekecilan. Nanti Adik temani Umi ya, tukar sandalnya. Kita cari sam-sama yang lebih besar."
"Tapi, tapi, nanti belikan yang buesar. Biar pas. Gek Umi gak salah-salah lagi."
"Iya, pinter Abi ya??? Abi belikan bajunya pas."
"Iya, pinter Abi sama Uti. Beli bajunya pas."
Gubrakssskkkkssss....!
Gak popo wes, turun pamor. Yang penting anaknya gak sedih lagi.
****
Jam istirahat sekolah, kita meluncur ke toko.
"Umi, ayo masuk. Nanti sandalnya tukar yang besar ya."
"Iya."
"Banyak, Dik. Pilih yang mana?"
Ternyata tetep milih model yang pertama. Saya tawarkan 2 model yang lain, tetep pilih model sama seperti yang saya belikan.
Sampai di luar, tak lupa tanya perasaannya.
"Dik, suka dapat sandal yang pas?"
"Suka...!"
"Bilang apa??"
"Terima kasih. Alhamdulillah." Teriaknya lantang.
#level1
#Day9
#komunikasiproduktif
##tantangan 10hari
#kuliahbunsayiip
Tidak ada komentar:
Posting Komentar